Senin, 08 November 2010

% Cinta oh.... Cinta %

CINTA bukanlah apa yang telah menjadikan kita, tetapi apa yang sudah ada dalam diri kita. Cinta adalah menemukan diri sendiri di dalam diri orang lain, dan merasa bahagia dengan penemuan itu. Penemuan cinta membuat kesadaran akan diri, bahwa diri haruslah menjadi berharga, menarik, dan berguna bagi yang mencintai.

Bukan cinta yang telah menjadikan kita, cinta hanya ada dalam diri kita, dan cinta itu yang telah membentuk kepribadian menjadi seorang yang sangat ingin mencintai dan dicintai. Tanpa seseorang yang membuat kita tertarik, cinta tidak ada artinya, tetapi jika hanya sepihak saja yang sangat tertarik juga tidak ada artinya. Pada saat seseorang mulai merasakan cinta bersemi dalam dirinya, seketika itu rasanya kesadaran diri timbul secara dahsyat, langsung rasanya cermin dan alat kosmetik sebagai sahabat yang paling akrab.

Hidup ini terasa demikian bahagianya, menemukan cinta berarti menemukan harga diri, jati diri, bukankah ini sesuatu yang sangat bahagia? Namun ada cerita karena cinta seorang profesor menjadi pikun, jika cerita ini sudah pernah didengar, anggaplah kita belum pernah mendengarnya. ^hehehe

Suatu hari, seorang Profesor sedang mengadakan penelitian tentang mengapa dirinya jatuh cinta dengan seorang mahasiswinya. Dalam keasyikannya menulis, meneliti, mengevaluasi, tiba-tiba terasa tulisan yg ada didepannya menjadi kabur, ini karena terlalu capek. Katanya dalam hati: Oh, ya, dari tadi saya tidak pakai kacamata tentu saja kabur, tetapi dimana ya kacamata saya? Profesor tiba-tiba jadi pikun, padahal ia sedang memakai kaca mata tetapi seisi kantor diobrak-abrik untuk mencari kacamata yang tergantung dihidungnya.

Karena sedang asyik meneliti cintanya sehingga lupa bahwa dirinya sedang memakai kacamata. Aduh apa yang sedang terjadi dengan sang profesor? Aah, dia hanya terlalu asyik saja, sehingga lupa segalanya, lupa jati dirinya, yang dicari ada didepan mata, tetapi tidak kelihatan. Karena itu profesor banyak teori tetapi sampai akhirnya lupa menikah. Jadi bujang lapuk..^Hmmm

Lihat ilustrasi berikut :
Suatu sore, seorang ibu begitu mengetahui (karena suara sepeda motor) anaknya sudah pulang kerja, langsung berteriak memanggil. Rudy, sini, tolong ibu sebentar, kamu ke warung belikan kecap manis ya. Warung hanya sekitar 1 km dari rumah. Rudy berkata : Aduh ibu, orang baru pulang kerja badan masih pegel linu, mandi aja belum, sudah suruh pergi ke warung.

Tiba-tiba suara telepon berbunyi, sang ibu segera mengangkat gagang telpon terdengar suara merdu diseberang sana, Tante selamat sore, apa kabar tante, Rudy sudah datang belum? Rud, ini telepon dari Ellen. Gagang telepon dipegang terdengar suara bla, bla, bla, Rudy senang sekali seperti mendapat Undian berhadiah, begitu telepon diletakan, mulutnya langsung bersiul menuju kamar mandi. Lima menit, Rudy sudah keluar dengan pakaian yang rapi. Motor didorong keluar lagi dan langsung berangkat. Ibunya berpikir anak ini koq tiba-tiba jadi baik begitu!

Eeeh, setengah jam, kecapnya belum juga datang, kemana sih anak ini? pikir sang ibu. Nggak tahu dia, anaknya sedang disandra oleh calon menantu.^huahahaa Yang lain boleh ditunda, apalagi soal kecap, yang terpenting adalah ketemu.

Cinta sekuat maut, nyalanya seperti nyala api yang dahsyat, siapa yang dapat mengalahkannya? Tentu kalimat ini tidak menggambarkan nafsu birahi, tetapi ingin menggambarkan bahwa cinta itu begitu kuat, mautpun tidak dapat mengalahkannya, demi cintanya Tuhan Yesus, Rasul Paulus, para Martir, mereka rela berkorban. Krn demikianlah besarnya kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal dan mati diatas kayu salib. Allah karena kasihNya pada manusia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal demi keselamatan manusia. Rasul Paulus tersiksa, teraniaya, demi kasihnya pada Tuhan dan orang percaya., demikian juga para martir.

Yakub begitu mencintai Rahel, sekalipun harus menunggu 7 tahun, Yakub berkata seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel (Kejadian 29:20). Kemudian Yakub harus menebus Rahel dengan 7 tahun bekerja pada mertuanya, Alkitab mengatakan tetap saja dia tunggu. Bagi Yakub cintanya pada Rahel sekuat maut, tidak bisa ditawar lagi, dahsyatnya lebih hebat dari api yang membakar hutan rimba. Rintangan, tantangan, hambatan, semuanya berlalu, luar biasa sekali. Tekadnya sudah pasti Rahel harus didapat, tidak boleh jatuh ketangan orang lain.

Bagaimana cinta kita terhadap pasangan? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan, dan tumpukan masalah kecil? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain; tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh. Cabutlah duri yang merusak cinta, agar cinta itu terus hidup.

Ada seorang dalam keputusasaannya mungkin karena cinta, patah hati telah menulis sebuah sair yang pendek nanum penuh makna: “AKU HERAN” Aku hidup Entah untuk apa Aku pergi Entah kemana Aku mati Entah kapan Aku heran Mengapa aku ada di sini. Aku hidup untuk apa, ya? Untuk mencintai dan dicintai, kalau tidak ada yang mencintai apakah akan jadi masalah? Yang terpenting aku bisa mencintai setiap orang, bukankah itu pesan Tuhan Yesus?

Mengapa kedua jenis makhluk ini saling merindukan tanpa henti-hentinya? Bagaimana ini dapat dijelaskan bahwa mereka saling tertarik satu dengan yang lain seperti daya tarik magnetis? Jawabnya ialah: Mereka ciciptakan dari dua unsur yang sama, yaitu darah dan daging. Mereka adalah bagian-bagian dari suatu keseluruhan yang selama ini terpisah serta sekarang ingin kembali menjadi utuh, ingin saling memenuhi, ingin jadi sedaging kembali.

So, Apa sih cinta itu? Pusing deh kepala gua...!!! Huahahaaa Ingat saja, yang terpenting yang perlu kita pahami tentang cinta adalah bahwa cinta itu bagian dari sifat yang illahi, karena itu jangan sekali-kali kita dimanfaatkan oleh si Lucifer yang jahat, sehingga diubahnya menjadi nafsu yang menakutkan!

Shakespeare berkata: Setelah bersama. Kini satukanlah tangan kalian, dan dengan tangan kalian, hati kalian.

Shakespeare berkata benar, sekalipun hanya dalam bentuk sair saja, jika tangan sudah bersatu maka hubungan dapat dibangun bersama, dan jika hati telah bersatu maka hubungan akan penuh kebahagiaan. Cinta membuat hati penuh sair, tapi cinta tidak akan bertumbuh hanya dengan sair saja, cinta perlu dibina sehingga hati menyatu, bukan dengan nafsu, atau dengan janji kosong, bukan juga dengan nyanyian gombal, tetapi dengan ketulusan hati, kesungguhan hati. Amin.~

Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6).


GOD Bless us.~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar