Kamis, 25 November 2010

__Hari Kelabu Segera Berlalu___

Hidup pergumulan terasa dalam kabut tebal,
menutupi perjalanan hidup,
bagai gurun pasir luas nan tak berujung,

namun....

tatkala Fajar merekah,
beban dan pergumulan hidup lama,
sirna bersama kabut tebal,
merekah fajar menandakan awal selesainya pergumulan,
kabut berubah terang.
Sinar asa datang bersama Fajar merekah dalam jiwa,
Hati bersuka penuh asa.

Sair ini adalah kutipan dari pengalaman hidup seorang anak manusia. Penyair ingin menuliskan pengalaman pergumulan hidupnya yang tiada putus, namun ada pengharapan ketika seberkas cahaya fajar datang, kabut yang adalah kesulitan hidup telah dikalahkan.

Apakah sair ini memang merupakan gambaran pergumulan hidup anak manusia ?

Yupss, sebagai anak Tuhan yang memiliki pengharapan dalam Tuhan, jelas ada asa dalam hidup bersama Tuhan. Anak Tuhan harus percaya bahwa ada lembaran baru yang selalu Tuhan bukakan dalam hidupnya.

Siapakah yang akan menyangka, jika kita masih diizinkan oleh Tuhan untuk menikmati hidup yang ada? Bukankah kita merasa hari-hari yang lalu demikian gelap tertutup kabut hitam?

Apa yang dapat dibanggakan oleh anak manusia dalam hidupnya? Pengalaman hidup yang penuh dengan kesukaran dan penderitaan yang tiada habis-habisnya, itulah yang dibanggakan dalam kehidupannya. Sehingga, terkadang dalam keletih lesuan hidup, ia mengeluh, aduh, buat apa semuanya ini? Sungguh, bukankah seperti itu yang kita keluhkan dalam keletihan kita?

Mungkin, secara luarnya terlihat Ooh… "alangkah bahagianya kehidupan kita, isteri atau suami ada, anak bertumbuh dengan sehat, harta cukup, pekerjaan menjamin masa depan, yang dirindu selalu terpenuhi, namun... siapa yang tahu hati kita?

Tidak ada damai sejahtera, badan dibawa ke tempat ramai, mulut diisi dengan makanan mahal, pulang selalu membawa beberapa kantong kresek penuh barang, tetapi siapa yang tahu hati kita tetap kosong? Kelihatannya bahagia sekali, sebenarnya tidak, hidup ini penuh dengan pergumulan yang panjang, hati selalu terasa kosong.


Ada seorang pedagang, sebenarnya dia cukup kaya dan memiliki apa yang dia inginkan, suatu kali pedagang ini berkata, modal saya sekarang baru 2 milyar, saya ingin menjadikannya 20 milyar.

Pedagang ini karena kurang tidur, terus memonitor bursa saham di komputer, kerja keras, matanya jadi rabun sekali, sering perih, keluar air. Apakah hidupnya puas? Apakah dia bahagia dengan hartanya yang banyak? Apakah jiwanya tenang? Dia selalu tegang, apalagi dengan dollar yang terus naik turun, hati juga naik turun tanpa ada ketenangan, dia sering mengeluh dan mengeluh terus dengan ekonomi yang tidak stabil.

Akhirnya pedagang tersebut karena hidup terus menerus dalam keadaan yang tegang, stress, dalam tekanan jiwa yang kuat,,, dia menjadi setengah gila.


Tuhan Yesus berkata :”Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:28.

Undangan Tuhan Yesus ini adalah untuk kita, maukah kita menyerahkan kehidupan kita ini kedalam tangan Tuhan? TUHAN akan memberikan kelegaan, sentosa, damai sejahtera pada orang yang datang pada-Nya, Maukah engkau dilepaskannya? Maukah engkau dipuaskan oleh gandum dan air madu dari TUHAN?

Dia akan mencurahkan RohNya pada kita! dan kita semua akan berkata : "HARI KELABU SEGERA BERLALU". Amin.~



GOD BLess Us.~

Selasa, 23 November 2010

:: Cintailah Dirimu ::

Menjadi baik dalam segalanya adalah dambaan tiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah, baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar, cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman curhat dan semua kebaikan lainnya

Berbahagialah mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya. Berbahagialah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya. Hingga ia tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan hidupnya sendiri.

Namun bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya? Rasanya begitu berat.Begitu pedih. Begitu nyeri. Begitu menyesakkan. Saat kebencian itu hadir. Saat ketidak sukaan melingkupi. Saat ketidak mengertian memenuhi. Saat ketidak berdayaan menghantui. Terhadap diri sendiri.

Mengapa aku buruk rupa? Mengapa keluargaku berantakan? Mengapa aku tidak cerdas? Mengapa aku selalu gagal? Mengapa aku tidak disukai teman-temanku? Mengapa perjalanan hidupku seperti ini?
Mengapa aku selalu naif? Mengapa aku selalu salah? Mengapa?
Dan banyak mengapa lainnya…

Ketika semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia menjadi teramat gelap. Hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik. Dan kita pun ingin terbang, pergi dan menjadi orang lain atau malah terpuruk saja di dalam bumi.

Mungkin perjalanan hidup sang diri cukup menyebalkan. Namun sang diri tetap butuh cinta. Agar dengannya dia tumbuh dan berkembang ke arah kebaikan. Berapa banyak cerita tentang seseorang yang berubah menjadi lebih baik karena merasa dicintai? Berapa banyak orang yang termotivasi karena dicintai? Betapa banyak orang yang ingin diterima apa adanya? Dicintai setulusnya? Dan cinta itu, hanya pemilik ‘diri’ lah yang harus memberikannya. Jika bukan kau, siapa lagi? Engkau yang paling mengerti dirimu sendiri. Maka engkau lah yang paling layak, paling berhak dan paling berwenang mencintai dirimu sendiri.

Cintailah dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan-keistimewaan dalam dirimu sendiri Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya. Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang.

Mungkin kau akan melihat banyak kesalahan. Mungkin kau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin kau akan menjumpai banyak hal memalukan. Mungkin kau akan menemukan banyak kegetiran. Ketidaksukaan. Seperti halanya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya, maka kau harus memulainya dari dirimu sendiri.

Terimalah dirimu apa adanya. Cintai ia. Sungguh cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun diri. Cinta itu, akan mengarahkan jiwamu terus menerus bergejolak. Cinta itu akan
mewadahi hatimu terus menerus bergolak. Cinta itu akan mendamaikan perasaanmu yang tak pernah berhenti dan mati. Cinta itu akan membuatmu terus berusaha memperbaiki diri. Cinta itu akan membuatmu bangga dengan perjuangan yang telah kau lakukan. Cinta itu akan menjagamu dari membandingkan diri dengan orang lain serta lebih memilih membandingkan diri sendiri yang sekarang dengan beberapa waktu serbelumnya.

Maka kemudian dirimu akan sanggup berkata, “Mungkin aku yang sekarang masih belum sebaik orang pada umumnya. Tapi aku tahu aku yang sekarang adalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Dan aku bangga karena untuk menjadi aku yang sekarang kulewati dengan penuh air mata.

Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena aku telah menempuh prosesnya.” Jika tak ada yang mencintaimu kini, bisa jadi itu karena engkau bahkan tak mencintai dirimu sendiri. Karena itu, cintailah dirimu sendiri. Karena dari sana kau akan bisa mencintai dan dicintai orang lain. Amin.~

"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Markus 12 : 31)



GOD Bless us.~

Senin, 08 November 2010

% Cinta oh.... Cinta %

CINTA bukanlah apa yang telah menjadikan kita, tetapi apa yang sudah ada dalam diri kita. Cinta adalah menemukan diri sendiri di dalam diri orang lain, dan merasa bahagia dengan penemuan itu. Penemuan cinta membuat kesadaran akan diri, bahwa diri haruslah menjadi berharga, menarik, dan berguna bagi yang mencintai.

Bukan cinta yang telah menjadikan kita, cinta hanya ada dalam diri kita, dan cinta itu yang telah membentuk kepribadian menjadi seorang yang sangat ingin mencintai dan dicintai. Tanpa seseorang yang membuat kita tertarik, cinta tidak ada artinya, tetapi jika hanya sepihak saja yang sangat tertarik juga tidak ada artinya. Pada saat seseorang mulai merasakan cinta bersemi dalam dirinya, seketika itu rasanya kesadaran diri timbul secara dahsyat, langsung rasanya cermin dan alat kosmetik sebagai sahabat yang paling akrab.

Hidup ini terasa demikian bahagianya, menemukan cinta berarti menemukan harga diri, jati diri, bukankah ini sesuatu yang sangat bahagia? Namun ada cerita karena cinta seorang profesor menjadi pikun, jika cerita ini sudah pernah didengar, anggaplah kita belum pernah mendengarnya. ^hehehe

Suatu hari, seorang Profesor sedang mengadakan penelitian tentang mengapa dirinya jatuh cinta dengan seorang mahasiswinya. Dalam keasyikannya menulis, meneliti, mengevaluasi, tiba-tiba terasa tulisan yg ada didepannya menjadi kabur, ini karena terlalu capek. Katanya dalam hati: Oh, ya, dari tadi saya tidak pakai kacamata tentu saja kabur, tetapi dimana ya kacamata saya? Profesor tiba-tiba jadi pikun, padahal ia sedang memakai kaca mata tetapi seisi kantor diobrak-abrik untuk mencari kacamata yang tergantung dihidungnya.

Karena sedang asyik meneliti cintanya sehingga lupa bahwa dirinya sedang memakai kacamata. Aduh apa yang sedang terjadi dengan sang profesor? Aah, dia hanya terlalu asyik saja, sehingga lupa segalanya, lupa jati dirinya, yang dicari ada didepan mata, tetapi tidak kelihatan. Karena itu profesor banyak teori tetapi sampai akhirnya lupa menikah. Jadi bujang lapuk..^Hmmm

Lihat ilustrasi berikut :
Suatu sore, seorang ibu begitu mengetahui (karena suara sepeda motor) anaknya sudah pulang kerja, langsung berteriak memanggil. Rudy, sini, tolong ibu sebentar, kamu ke warung belikan kecap manis ya. Warung hanya sekitar 1 km dari rumah. Rudy berkata : Aduh ibu, orang baru pulang kerja badan masih pegel linu, mandi aja belum, sudah suruh pergi ke warung.

Tiba-tiba suara telepon berbunyi, sang ibu segera mengangkat gagang telpon terdengar suara merdu diseberang sana, Tante selamat sore, apa kabar tante, Rudy sudah datang belum? Rud, ini telepon dari Ellen. Gagang telepon dipegang terdengar suara bla, bla, bla, Rudy senang sekali seperti mendapat Undian berhadiah, begitu telepon diletakan, mulutnya langsung bersiul menuju kamar mandi. Lima menit, Rudy sudah keluar dengan pakaian yang rapi. Motor didorong keluar lagi dan langsung berangkat. Ibunya berpikir anak ini koq tiba-tiba jadi baik begitu!

Eeeh, setengah jam, kecapnya belum juga datang, kemana sih anak ini? pikir sang ibu. Nggak tahu dia, anaknya sedang disandra oleh calon menantu.^huahahaa Yang lain boleh ditunda, apalagi soal kecap, yang terpenting adalah ketemu.

Cinta sekuat maut, nyalanya seperti nyala api yang dahsyat, siapa yang dapat mengalahkannya? Tentu kalimat ini tidak menggambarkan nafsu birahi, tetapi ingin menggambarkan bahwa cinta itu begitu kuat, mautpun tidak dapat mengalahkannya, demi cintanya Tuhan Yesus, Rasul Paulus, para Martir, mereka rela berkorban. Krn demikianlah besarnya kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal dan mati diatas kayu salib. Allah karena kasihNya pada manusia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal demi keselamatan manusia. Rasul Paulus tersiksa, teraniaya, demi kasihnya pada Tuhan dan orang percaya., demikian juga para martir.

Yakub begitu mencintai Rahel, sekalipun harus menunggu 7 tahun, Yakub berkata seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel (Kejadian 29:20). Kemudian Yakub harus menebus Rahel dengan 7 tahun bekerja pada mertuanya, Alkitab mengatakan tetap saja dia tunggu. Bagi Yakub cintanya pada Rahel sekuat maut, tidak bisa ditawar lagi, dahsyatnya lebih hebat dari api yang membakar hutan rimba. Rintangan, tantangan, hambatan, semuanya berlalu, luar biasa sekali. Tekadnya sudah pasti Rahel harus didapat, tidak boleh jatuh ketangan orang lain.

Bagaimana cinta kita terhadap pasangan? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan, dan tumpukan masalah kecil? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain; tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh. Cabutlah duri yang merusak cinta, agar cinta itu terus hidup.

Ada seorang dalam keputusasaannya mungkin karena cinta, patah hati telah menulis sebuah sair yang pendek nanum penuh makna: “AKU HERAN” Aku hidup Entah untuk apa Aku pergi Entah kemana Aku mati Entah kapan Aku heran Mengapa aku ada di sini. Aku hidup untuk apa, ya? Untuk mencintai dan dicintai, kalau tidak ada yang mencintai apakah akan jadi masalah? Yang terpenting aku bisa mencintai setiap orang, bukankah itu pesan Tuhan Yesus?

Mengapa kedua jenis makhluk ini saling merindukan tanpa henti-hentinya? Bagaimana ini dapat dijelaskan bahwa mereka saling tertarik satu dengan yang lain seperti daya tarik magnetis? Jawabnya ialah: Mereka ciciptakan dari dua unsur yang sama, yaitu darah dan daging. Mereka adalah bagian-bagian dari suatu keseluruhan yang selama ini terpisah serta sekarang ingin kembali menjadi utuh, ingin saling memenuhi, ingin jadi sedaging kembali.

So, Apa sih cinta itu? Pusing deh kepala gua...!!! Huahahaaa Ingat saja, yang terpenting yang perlu kita pahami tentang cinta adalah bahwa cinta itu bagian dari sifat yang illahi, karena itu jangan sekali-kali kita dimanfaatkan oleh si Lucifer yang jahat, sehingga diubahnya menjadi nafsu yang menakutkan!

Shakespeare berkata: Setelah bersama. Kini satukanlah tangan kalian, dan dengan tangan kalian, hati kalian.

Shakespeare berkata benar, sekalipun hanya dalam bentuk sair saja, jika tangan sudah bersatu maka hubungan dapat dibangun bersama, dan jika hati telah bersatu maka hubungan akan penuh kebahagiaan. Cinta membuat hati penuh sair, tapi cinta tidak akan bertumbuh hanya dengan sair saja, cinta perlu dibina sehingga hati menyatu, bukan dengan nafsu, atau dengan janji kosong, bukan juga dengan nyanyian gombal, tetapi dengan ketulusan hati, kesungguhan hati. Amin.~

Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6).


GOD Bless us.~